Pemimpin Upacara

August 17, 2016



“Pit, besok kamu bertugas jadi pemimpin upacara ya?”, sahut Pak Camat tiba-tiba. Aku hanya melongo sambil cengengesan, dalam hati aku nggak sanggup.
“Soalnya tahun kemarin Pak Dibyo sama Pak Suep sudah saya suruh jadi pemimpin upacara, dari lurah-lurah yang ada cuman mereka yang berkompeten menjadi pemimpin upacara, pokoknya besok kamu ya yang jadi pemimpin upacara untuk tujuh belasan.”, jelas Pak Camat, sekali lagi aku hanya cengengesan, yang berarti bisa iya atau tidak, namun aku tak mampu menolak dengan kata.


Beberapa hari kemudian..
“Mbak Pipit, besok jadi pembaca undang-undang yah buat upacara tujuh belasan.”, seru Pak Muji.

Sumringah, ceria, begitulah reaksi wajahku saat mendengar seruan Pak Muji, “Siap Pak!”

“Berarati fix ya Mbak, sampean sebagai pembaca undang-undang”, sekali lagi Pak Muji menegaskan.

“Beres Pak..”, aku menjawab sambil tersenyum. Duh Gusti, dari pada menjadi pemimpin upacara aku lebih sreg kalau hanya sebatas pembaca undang-undang, nggak siap mimpin suatu upacara’, begitulah diriku, tak percaya diri dan yakin bisa melakukan hal yang sekiranya bukanlah hal berbahaya.

17 Agustus 2016..
“Ya ampun Mbak Pipit, saya kira sampean nggak datang, saya udah was was banget nih Mbak”, seru Pak Muji.

Sambil tersenyum aku pun menjawab, “Woles Pak, aman terkendali.”

“Ya sudah, itu teks undang-undangnya udah bener penempatannya mbak? Jangan sampai terbalik, nanti jadi insiden lagi.”

“Sip Pak! Bener kok penempatannya, sudah saya cek.”

“Oke, kalau begitu pembaca undang-undang siap ya!”

Kuacungkan ibu jariku, “Oke Pak!”

Beberapa saat kemudian..
“Alhamdulillah upacaranya sukses!”, sambut Pak Sugeng dengan gembira.

Nggeh Pak Sugeng, alhamdulillah lancar dan sukses.”, Pak Mujiono menyahut sambil mengacungkan tangan, tanda tos keberhasilan. Akupun ikut senang atas kesuksesan upacara hari ini. Karena tugasku sebagai pembaca undang-undang mampu kulaksanakan dengan baik. Hey, kenapa saat itu tidak aku iyakan untuk menjadi pemimpin upacara? Sebenarnya kamu bisa Pit, apalah susahnya memimpin pasukan upacara? Aarrrgh.. ketika penyesalan datang di akhir.

Apalah arti jadi pemimpin upacara, kau tak perlu susah berperang, kau tak perlu bertaruh nyawa, kau hanya perlu berdiri siap, memberikan aba-aba dengan alunan yang tegas kepada seluruh peserta upacara. Tak perlu kau bawa senjata, karena kita sudah merdeka. Namun bukan berarti saat menolak kau menjadi pengkhianat negaramu, tidak.. kau hanya tak berani dan tak punya keyakinan diri untuk menjadi seorang pemimpin. Mungkin ketika saat itu tiba lagi, buktikan bahwa kau mampu berdiri tegap, memberi aba-aba tegas pada semuanya, karena dirimu salah satu harapan bangsa yang ia harap ada jiwa kemerdakaan sejati dalam dirimu, jiwa penuh syukur atas kebebasan diri dari belenggu penjajahan selama tiga setengah abad.

Terima kasih Indonesia, kemerdekaanmu memberikanku kebebasan dalam meraih pendidikan setinggi-tingginya.
Terima kasih Indonesia, kemerdekaanmu memberikan kami (kaum perempuan) kebebasan dalam meniti karir layaknya kaum lelaki.
Terima kasih Indonesia, kemerdekaanmu memberikan kebebasan dalam berkarya serta berpendapat.
Dirgahayu negeriku tercinta, semoga Allah senantiasa melindungimu hingga nanti.

Kediri, 17 Agustus 2016
Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-71


Baca Artikel Populer Lainnya

19 komentar

  1. mungkin mbak pipit kurang siap karena dibilanginnya dadakan, mungkin.
    mungkin di lain kesempatan mbak pipit bisa mmpin upacara hehe

    semangat mbak pipit

    ReplyDelete
  2. masih banyak kok kesempatan jadi pemimpin upacara
    tapi kalo saya CANGGUNG jadi pemimpin upacara

    ReplyDelete
  3. Mending lah itu ditawarin jabatan jadi petugas upacara. Aku tinggal berdiri aja masih ngeluh. Hehe..

    Ya, jadi petugas upacara itu susah sih. Tanggung jawabnya besar, apalagi kalau salah. Bisa jadi bahan omongan dan guyonan selama beberapa hari.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenernya semua petugas upacara punya peranan yang sama, tapi kalau dari pengalamanku, yang paling berat itu pasukan pengibar bendera. Mereka yang menjadi sorotan penuh atas upacara, yah kalau dari 100%, pengibar bendera megang 70%

      Delete
  4. BENER ! dulu para pahlawan yang kita banggakan , mereka bertahurkan nyawa & hartanya untuk negara ini. Masa kita sebagai generasi muda saja enggak mau menjadi bagian dari hari besar negara ini ? emang bener , apa susahnya jadi pemimpin upacara ?

    Karena setiap perbuatan yang kita lakukan ada makna tersendiri dibaliknya...

    ReplyDelete
  5. Kalo diawal namanya pendaftaran, hehehe ;)

    ReplyDelete
  6. waah selamat ya mbak sudah sukses menjadi petugas upacaran kemaren.

    Btw, bener juga tuh mbak, penyesalan itu selalu dibelakang, kalau diawal itu namanya pendaftaran :D hehehe

    ReplyDelete
  7. Walopun pemimpin upacara gak jadi, gapapa mb, yang penting udah berpartisipasi dalam kegiatan upacara, pasti ditunjuk lagi kok, hehe... saya aja kalo jadi petugas, cuma baca janji siswa doang dari dulu hahhaa.. ampe bosen.

    Kadang sebernnya kita bisa, tapi gak yakin dengan kemampuan sendiri, gapapa sih, itu manusiawi

    ReplyDelete
  8. Jadi inget zaman sekolah. Saya selalu bersemangat ikut upacara kalau jadi salah satu petugas. Kalau cuma jadi peserta mah males upacara hahaha

    ReplyDelete
  9. Uhukkk... Gue juga klo di posisi lo mungkin akan mengalami hal sama. Di tolak tapi endingnya bikin baper. Penyesalan memang adanya di akhir. Klo di depan semua orang bakalan sukses, gak ada kata gagal. Hehe

    So, mungkin tahun depan atau kesempatan lain. Harus di coba ah... semangat 45 pit.

    ReplyDelete
  10. Gak papa mbak gak jadi pemimpin upacara, yang penting masih jadi petugas upacara. Kan jadi pengalaman yang bisa diceritain ke anak cucu *tsaah*

    Bagus lo mbak ceritanya, mengalir gitu.

    ReplyDelete
  11. Jadi lain kali kalau ditawarin lagi langsung yes ya mbak pipit.hehe...

    ReplyDelete
  12. keren banget mbak! kalau saya disuruh jadi salah satu petugas upacara, bisa banjir keringat dingin~ :))

    ReplyDelete
  13. Mungkin ada trauma kali ya kak jadi pemimpin upacara pas smp atau SMA gitu, makanya gak berani. Tapi kesukaran atau kesusahan yang dialami saat jadi pemimpin upacara itu cuma <1% dari perjuangan pahlawan kemerdekaan dahulu.

    Mungkin lain kali bisa di beranikan yaa kak Pit

    ReplyDelete
  14. Aku selama ini mentok jadi pembaca undang undang. Sisanya kalo ga mangkal di barisan padus ya peserta. Kamu hebat Pit.

    Mungkin lain kali bisa jadi pemimpin upacara ya.

    ReplyDelete

If you have no critics you'll likely have no succes ~Malcolm X