source |
Jamu, pasti sudah banyak yang tahu obat tradisional Indonesia ini. Tapi sebanyak orang yang tahu tentang jamu, namun sayangnya banyak pula yang tidak menyukai warisan nenek moyang kita ini. Terbukti saat praktek lapangan saya di Jogja, alhamdulillah ada tukang jamu gendong, dan saya tidak akan menyiakan saat-saat minum jamu yang nikmat dengan meneguk segelas kunir asem, namun ketika saya sodorkan pada teman saya, anak NTT, dia menolak dengan alasan tidak suka.
Miris juga dengan keadaan seperti itu, tanya kenapa? Jamu telah diajukan sebagai warisan kebudayaan dunia pada UNESCO. Seharusnya hal ini semakin membuka masyarakat Indonesia agar mencintai betul salah satu budaya Indonesia.
source |
Ula kawan-kawan, gimana OLES #1 kemarin (klik di sini), bikin ngiler nggak? Hahahaha... Kalau kemarin saya pamer oleh-oleh khas Medan dan Riau, sekarang mari kita mampir ke Pulau Jawa tepatnya provinsi Banten.
Kalau ditanya pernah ke Banten, saya mah nggak pernah ke sono, tapi setidak-tidaknya oleh-oleh khas Banten pernah lumer di mulut saya #eeeaa.
Apa Pit emangnya?
Punya temen dari seluruh nusantara itu bisa dikatakan SESUATU yah.. #alasyahrini. Ini baru saya rasakan ketika menjadi praja IPDN, jadinya berakibat setiap habis libur cuti segudang makanan dari seluruh nusantara masuk dalam perut saya. Dan setelah kemarin saya koar-koar mau pamer oleh-oleh yang dibawain kawan-kawan praja, nah sekarang saatnya saya bikin kalian ngiler dengan postingan ini, nggak tanggungjawab keyboard ama LCD basah ama iler, hahaha..
source |
Apa kabar semua, oh ya sampai lupa, Minal Aidzin Walfaidzin kawan blogger semuanya, masih dalam nuansa lebaran dan saya datang dengan berita kalau saya sudah kembali ke asrama IPDN tercinta.. yee! *senyum kecut*
source |
Kalau dibaca judulnya pasti tahu, ini memang bukan tips dan trik bagaimana caranya lolos untuk jadi praja di IPDN. Namun setidaknya saya mau berbagi pengalaman sebagai praja dan bagaimana saya bisa menjadi praja.
Persyaratan untuk menjadi praja tidak akan saya paparkan, bisa kawan-kawan liat di sini untuk persyaratan menjadi calon praja (capra), tanya kenapa? Karena kepanjangan kalau saya tulis, hehehe.. Setelah membaca pasti ada yang optimis dan pesimis. Kalau saya dulu sih optimis-optimis aja, tapi nyatanya saya perlu 2 kali usaha untu menjadi praja. Jadi jangan pernah menganggap saya sekali ikut tes langsung lolos.
Perlu waktu 2 tahun agar saya bisa menjadi praja, yang pertama tahun 2010, saya mendaftar namun gagal karena masalah kesehatan yaitu gigi yang katanya kelebihan 0,03 milimeter. Saya cuman bisa geleng-geleng aja, karena selain IPDN saya mendaftar STAN pun ditolak.
Loe stres nggak Pit?
source |
Bingung sebenernya, mau kasih judul apa buat postingan kali ini. But, thanks for chef Farah Quinn, karena loe inspirasi judul ini muncul *halah*