Menikah Itu Enak. Really?
July 12, 2021
Aku menikah di usia yang tidak bisa disebut muda lagi, 29
tahun. Salah satu alasanku menikah di usia sekian karena aku merasa lebih
mantap dengan kondisi mental dan juga finansialku. I think I can handle the
marriage life.
Ternyata oh ternyata, kondisi kehidupan pernikahan tidak
semudah dan seenak itu ya? I mean, look at how people glorify the jargon of
menikah itu enak. Really? 😕
I know, I can’t compare this to other marriage couples,
apalagi yang usia pernikahannya udah lebih dari 5 tahun. Well, I prepare myself
if you blame me, but jujurly, selama sebulan hidup bareng Hyung dalam nauangan
pernikahan, aku belajar hal baru.
Aku sangat menikmati kebersamaan kami, membangun team work
yang solid. Tapi, perjuangan untuk mempertahan kondisi yang stabil dan kondusif
tidaklah semudah itu.
Di carousel milik beliau, ada bagian adaptasi, yang yes, I
feel that! Sebelum menikah, aku adalah perempuan yang berusaha untuk mandiri
dan berpegang teguh pada values yang aku percayai. Aku adalah pemegang kuasa penuh
atas diriku sendiri. Semua keputusan ada dalam kendaliku. Dan kalau terjadi
sesuatu, ya aku sendiri yang menanggung resikonya.
Eh tetiba, jadi istri, tetiba punya tanggung jawab baru,
tetiba kudu pivot values-ku, kaget woy! And to be honest, I’m afraid that I
will lose myself, my true me. Damn, I think I’m being serious now.
Adaptasi Relasi
“Hidup seatap, tidur sekamar, tiap hari ketemu, kurang enak
apa Pit?”, kali aja ada yang nanya gitu.
Let me explain what I feel to you! Hidup seatap tidak menjamin sparks yang ada dalam hubungan kami muncul terus menerus. Aku pernah merasa jauh dari Hyung, padahal kami berada di dalam rumah yang sama. What’s wrong?
Ketika lengah dikit sama yang namanya ekspektesyen, BOOM!
Siap-siaplah diriku menghadapi konflik batin aka overthinking. “Kok Hyung gitu?
Kan mauku dia begini.” Berujung diem-dieman, eh abis itu mewek sendiri. Gini
amat menikah! Like, people don’t really tell you, what will you get from your
marriage.
Adaptasi Keuangan
Pas single, duit hasil kerja ya buat aku sendiri, aku handle
sebaik mungkin, pokoknya kebutuhan living, playing, and saving, aman. Pas
nikah, kok berasanya duit abis buat living tok. Yang bayar KPR, kebutuhan
sehari-hari, beli vitamin, masker, bayar listrik, dll.
Kemana uang-uangku itu? Kemana habit invest-ku dulu? Demi
apapun, pas ngerekap keuangan bulanan dan bikin budgeting tuh ruwet, pokoke
ruwet! 😖
Hal-hal yang aku jelaskan di atas bukanlah sesuatu yang
mudah untuk aku jalani, tapi di waktu yang sama, aku sangat bersyukur memiliki
partner seperti Hyung. Kami seprinsip, sepemikiran, mau berdiskusi, dan
mendengarkan pendapatku.
Ketika aku menulis post ini, aku bertanya dulu pada Hyung.
“Can I write a post about our marriage? I want to share my
thought about that. You know, how our people say about marriage, nikah itu
enak. Padahal nggak gitu.”
“Sure, this is from your point of view, right? The ugly truth
of marriage.”
Bahkan dia menyarankan padaku untuk tetap menulis dan update
blog. Dia merasa hobi-hobiku bisa membantuku untuk tetap jadi diriku sendiri.
Dan afirmasi-afirmasi sederhana dari Hyung yang memberikan
super power buatku.
“Can you feel me?”
“We are in the same boat, you’re not alone.”
Well, marriage is not as simple as menikah itu enak. Menikah
itu tanggung jawab berdua bareng partner. Dari yang awalnya aku punya 1 masalah di
diri sendiri, eh nambah punya masalah baru dengan menghadirkan pihak kedua
dalam hidupku, siapa lagi kalau bukan Hyung? But, it doesn’t mean marriage is
hard, it’s just not easy at all.
Dan yang terakhir, aku berharap banyak orang yang sudah menikah tidak serta merta menjobloskan orang-orang single dalam institusi pernikahan dengan alasan nikah itu enak. Menikah itu tidak mudah dan bukan untuk semua orang. So, nekat aja nggak cukup sist!
36 komentar
Ketemu dengan pasangan yang sevisi, seprinsip, selalu apresiatif, even memberi afirmasi yang diri kita sendiri nggak bisa lakukan ketika sedang overwhelmed, serta willing untuk mengerti satu sama lainnya itu kayak wholesome banget ya mbak😍 Aku jadi ingat kata temanku, pernikahan itu pada akhirnya bukan soal konsep, dan glorifikasi seperti yg media dan masyarakat gambarkan, it's aaaaall about the person. About them who we can feel safe with, and want to be with for our entire lives. So, glad to hear that even tho marriage is as not simple and easy as what people think, there's Hyung in mbak Pipit's live and vice versa. Lucuuuuukk deh kalau lihat mbak Pipit dan Hyung berdua tuh, gemash jadinya hahaha. Sehat selalu yaa mbaak Pipit🤗
ReplyDeleteYou're too kind~ 💕
DeleteAku sampe bingung mau bales gimana, karena komentarnya Awl manis banget.
Couldn't agree more!
Ada rasa aman, rasa ingin menghabiskan waktu bareng Hyung, itu yang bikin semangat menjalankan kehidupan pernikahan yang roller coaster ini 😆
Ihhh kita sama nikahnya pas umur 29 :D. Tapi itu my second marriage. Yg pertama dan berakhir gagal pas umur 20. Dan itu Krn ego dan pikiran yg sbnrnya masih bayi, tapi maksa mau nikah hanya Krn mikir nikah itu enak :). Dibilang nyesel, ya mau gimana lagi yaa. Udah terjadi. Skr sih tiap Inget itu aku jadiin pembelajaran aja, kalo nikah itu ga cukup cinta thok. Banyak yg harus dipersiapkan. Kesiapan mental dan financial juga.
ReplyDeleteBersyukurnya pernikahanku yg skr sudah memasuki fase stabil. Krn pas awal nikah, tetep aja aku dan suami srg ribut Krn perbedaan yg bagai bumi langit aku Ama dia :D. Tp bersyukur, kami berdua sama2 tahu kapan hrs ngalah. Jadi sekalipun berantem, ga prnh LBH dr 4 hari.
Pasangan yg bisa saling ngerti, itu ngaruh banget ke pernikahan langgeng. Kalo 2-2 nya sama keras kepala dan sama egois, susah sepertinya utk bisa bertahan.
Dan aku belajar banyak loh dari kisahnya Mbak Fanny, much appreciated karena Mbak Fanny mau berbagi cerita ini bareng aku.
DeleteSetuju, kalau nggak saling mengerti dan bertoleransi ke pasangan, mau jadi apa kapal kami berdua nantinya, perjalanannya masih panjang, masih jauh untuk mencapai milestone pertama kami.
Once again thank you Mbak Fanny, buat cerita kehidupannya yang berharga.
Pertama-tama izinkanlah aku mengucapkan rasa terimakasih kepada Mba Pipit yang udah menuliskan tulisan keren ini *serius amat ya Bay.. wkwkwkw 😅😅 . Ya setidaknya dengan begini, aku bisa menyiapkan bekal terlebih dahulu hingga semuanya siap. Baik segi jasmani dan rohani. Wkwk
ReplyDeleteJujur, aku tuh agak buta sebenarnya sama urusan yg beginian. Smpe skrang malah!!
Bahkan, dulu setiap Bapakku nanya. "Bay, nikahnya kpan??" Sering bnget cuma aku senyumin abis itu melipir entah kemana. Haha 😅
Apalagi skrang hidup sendirian. Orang2 di lingkungan sekitar even di tempat kerja dan saudara2 kaya yg;
"Bay, Kapan lu nikah? Umur udah semakin tuir,tinggal sendirian pula kaya orang yg paling ngenes. Sekalinya update status paling ttg ikan, atau nggak kucing atau nggak gambar2.. nggak mah nikah tah?? Enak lohh!!"
aku yg sering dicecer pertanyaan itu terus, kaya yang "Sejak kapan si, pernikahan menjadi standar sosial..??"
Soalnya, Orang2 tu kaya mandang kita sebagai pribadi yg utuh kalau sudah menikah.. iya nggak si Mba? 🤣🤣 nnti giliran udah menikah. Sok geh, Cecerannya paling bakalan ganti topik. Wkwk.
Sehat dan sukses selalu buat Mba Pit, dan Hyung 😊😚.
My pleasure Bay~ 😊
DeleteSejak hukum dan norma mulai berlaku di masyarakat, menikah itu jadi salah satu alat kontrol dan tentunya pride. Tapi-tapi yang bikin runyam adalah kenapa orang yang belum menikah disuruh-suruh nikah, padahal dia mungkin aja happy dengan kehidupan dia sekarang atau dia punya keluarga yang harus dia tanggung. Who knows?
G gampang buat bilang, IDGAF ke semua orang yang suka nanyain kapan kawin. Sangat normal kalau baper, tapi kalau keinget, kehidupan kita adalah tanggungjawab untuk diri kita sendiri, jadi makin yakin, kalau aku susah, itu orang-orang yang bikin aku baper kemarin, g bakal ikutan sedih, ntar jadi bahan lagi kita 🤣
Kak Pipit!! Tulisannya haduuuhhh ngena banget, mantep 😭😭. Hal-hal di atas ini yang belakangan jadi pemikiranku soal menikah 😂 padahal awalnya aku ingin nikah muda lho, kayaknya enak gitu lihat orang-orang yang udah menikah, terus lama-lama, aku sadar pernikahan itu nggak mudah dan nggak melulu enak bahkan bisa dibilang berat dan butuh komitmen kuat untuk bisa mengarunginya. Makanya sekarang aku udah lebih santai mikirin kapan nikah karena aku takut mentalku belum siap 😂
ReplyDeleteKak Pipit semoga bisa menjalani ini semua dengan baik! Aku lihat Kak Pipit dan Hyung benar-benar saling support satu sama lain, I adore you, guys!! 😍😍
Ditunggu tulisan-tulisan "gebrakan" lainnya tentang kehidupan pernikahan, Kak 🤭
Aku juga pingin nikah muda kok, awalnyaaa 😝
DeleteGlad to know that you feel better now. Akhirnya Peri Kecil kami sudah kembali ke jalan yang benar.
You are too kind~
Makasih banyak Lia, saranghae!! 😘
Nggak mudah iya tapi nggak susah banget jugs (tar yg single pada takut ��). Penyesuaian dengan ego masing-masing butuh waktu. Dann itu hal yang enggak bisa di plan karena sifatnya abstrak.Kalau sukses lewatin itu akan terbentuk partnership yg moga2 langgeng ��
ReplyDeleteNggak nakutin kok Mbak Phiebe, cuman ngasih shocking soda aja biar asek-asek gitu! 😆
DeleteSetuju, saking abstraknya kadang suka bikin overthinking, tapi tetep seru! Bener-bener kayak main roller coaster! 😝
Aku harus setuju sama Mba Phebie, menikah itu memang sulit, tapi jika kita bersama dengan orang yang tepat, perjalanan kita nggak akan sesulit itu *cieee bisa ae jenn 😂* tapi ini beneran deh. Walau usia pernikahanku belom dua digit, tapi setelah hampir 6 tahun terakhir ini, aku bisa bilang kalo pasanganku bukan si paksu, mungkin nggak akan semudah itu untuk melaluinya.
ReplyDeleteAwal2 memang butuh penyesuaian, dan juga jangan berekspektasi lebih tentang pasangan kita and the marriage itself. Yang penting tetap kompak, satu suara, perjalanan sulit pun tetap akan enjoyable.
Semangaaaat bund! *eh belom yaaa wkwkwk* 😜
Dari beberapa orang yang aku idolakan, mereka juga bilang hal yang sama Jane. Tapi-tapi, bukankah dalam dirimu ada keyakinan juga, karena dirimu adalah pusat dari segala keputusan yang kamu ambil?
DeleteKalau kata Teh Annisa, semua itu pilihan, pilihan kita untuk hidup tenang. Dan dari pilihan itu kita yakin kalau partner kita akan ikut membantu dalam kestabilan negara, eh rumah tangga.
Kayaknya dipanggil Bunda Pipit ucul juga, tapi berasanya kek ustadzah gitu 😅
Ngena banget kata-katanya, menikah di umur 29 memang sudah matang, ya.
ReplyDeleteSebenernya umur nggak jadi patokan, tapi kalau merujuk pada jurnal ilmiah, salah satu otak manusia yang menjadi tempat pembuat keputusan yang rasional terbentuk pas usia 25 tahun.
DeleteSuka banget lihat kak Pipit serasi sama suami, hemm kehidupan setelah menikah memang tidak mudah ternyata. Ini kak Pipit yang sudah berumur 29 sudah matang, apa kabar sama yang nikah muda?
ReplyDeleteUuuwww.. thank you so much~
DeleteSemoga kabarnya baik dan sehat walafiat, apalagi sedang pandemi gini.
Impian banget ketemu sama pasangan sefrekuensi, seprinsip, tetapi namanya pernikahan juga pasti ada pahit manisnya, ya. Semangat.
ReplyDeleteKayak dark coklat kesukaanku, rasanya manis tapi ada pahit-pahitnya gitu, dan malahan bikin makin enak. Kayak hidup juga, kalau bahagia mulu, ntar bakalan flat, jadi kudu dikasih rasa yang lain, supaya kita lebih menghargai emosi dan perasaan yang kita alami
DeleteWah, kak Pipit kata-katanya memotivasi banget, buat yang masih single masih takut nih. Tapi, ya gimanapun nanti akan tiba waktunya bertemu jodoh, intinya siapin mental saja menghadapi kehidupan rumah tangga. Semoga langgeng.
ReplyDeleteTakut wajar, karena ilmu pernikahan kan abstrak gitu, kita ngikut aja apa kata orang tua. Tapi hal yang bisa kita persiapkan ada di diri sendiri. Biar pas ketemu partner, bisa tetap seimbang antara pikiran rasionalnya dan perasaan yang kadang ngadi-ngadi
DeleteTerima kasih kak Pipit, sedikit dapat gambaran tentang kehidupan rumah tangga yang perlu disiapkan nih, hehe.
ReplyDeleteMenikah itu enak kok.😆
ReplyDeleteTernyata biarpun menikah dengan orang yang seprinsip dan seide dengan kita pun mbak Pipit agak kaget ya, penginnya suami begini, eh ternyata begitu. Namanya baru menikah menurutku wajar sih. Begitu juga dengan keuangan, yang tadinya pengeluaran sedikit jadinya agak boros buat beli ini itu.
Tapi yang penting komunikasi dan saling pengertian, insya Allah pernikahan akan langgeng. :)
Selamat buat Mas Agus, ternyata menikah memang cocok untuk anda 😆
DeleteWah, bener banget. Kalau g pake komunimasi, kagak nyambung ntar. Eh makin uring-uring.
Mungkin karena cowok kali ya, jadinya setelah menikah enak. Yang tadinya pulang kerja harus bikin kopi sendiri, sekarang pulang kerja sudah ada.
DeleteBegitu juga sarapan, yang tadi nya bingung nyari dimana sekarang sudah ada yang nyiapin.
Paling istri bingung, hari ini lauknya apa biar tidak bosan.😄
Katanya sih emang begitu, nikah itu enak. tapi gatau juga sih, orang belum nyoba wkwk
ReplyDeleteMasalah ruwet di awal mungkin karena belum terbiasa aja kak dengan kehidupan sehari-hari di dunia pernikahan. Nanti juga bakal terbiasa kayaknya. Mungkin ya itu juga, aku kan belum pernah ngerasain. Bener kata mas Agus di atas, komunikasi dan perhatian menjadi poin penting yang wajib diperhatikan. So tau banget aku ya? haha maaf
Semoga ketika Mas Dede memutuskan untuk menikah, semua berjalan lancar dari persiapan sampai nanti berada dalam naungan institusi pernikahan. Aamiiin.. 🙏
Deletekata orang-orang menikah memang enak.. banyak hal yang dapat dilakukan bersama tapi menurut ku jika menikah tetapi salah memilih pasangan akan berakibat fatal bisa-bisa jadi penunggu jalan alias ODGJ. Semoga kelak saya mendapatkan pasangan yang benar-benar baik dan tidak salah pilih.. pengen sih nikah muda tapi pasangan pun gak ada wkwkwk lg males nyari karena kejadian tahun yang lalu..
ReplyDeleteSemoga kedepannya kamu diberikan yang terbaik oleh Tuhan. Enjoy your journey dear
DeleteThank you Pipit tulisannya. Bagus deh kalimat, it doesn't mean marriage is hard but it's just not easy at all. <3
ReplyDeleteAku sesungguhnya masa bodoh sama jalan hidup yang dipilih orang, terserah dia mau nikah muda apa enggak, urusan dia. Yang bikin males kalau dianya udah mulai nyuruh-nyuruh orang lain buat nikah juga. xD
Menikah itu bukan karena terpaksa, tapi karena keinginan hati.
ReplyDeleteBener banget, kalo dirasa udah saatnya, pasti kita akan menikah kok.
Soalnya gak mudah gitu aja untuk menikah, banyak hal yang harus dipikirkan.
Baik itu saat akan menikah atau sesudahnya.
Aku masih menunggu saat yang tepat buat menikah hehehehe
Halo mbak Pipit, senang sekali bisa baca pengalaman dan persepsinya mengenai dunia pernikahan. Aku jadi bertambah semangat nih untuk mengumpulkan modal buat nikah wowkwk (baik duit, maupun ilmu). Nikah emang ga mudah ternyata. HArus punya ilmunya, bukan krn nampak di medsos orang orang yg begitu diglorifikasi yaak hehee
ReplyDeletejadi ingat tulisannya mas rory yang penyiar metro TV
ReplyDeletepoinnya sama dgn mbak pipit bagi yg sudah menikah tidak usah menjerumuskan yg masih single untuk segera menikah
persiapan dan ilmu jauh lebih penting
karena badai yang dihadapi bisa jauh lebih besar daripada sebelum menikah
Menjalani kehidupan pernikahan itu rumit, tapi seru. Saya setuju dengan semua hal yang dijelaskan di atas, kuncinya memang adaptasi. Adaptasi akan menjadi proses yang tak pernah berhenti karena kita dan pasangan juga akan berubah, seiring berjalannya waktu. Seperti banyak yang bilang, tak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri, maka adaptasi akan selalu menjadi kunci utama untuk bertahan dan berjalan.
ReplyDeleteSemoga pernikahannya selalu langgeng dalam kebahagiaan ya.
Ah saya mah cuma bisa bilang, enjoy your journey. Akan banyak tantangan di hadapan kalian berdua, di sana juga ada banyak kebahagiaan, kesedihan, kesusahan,kegembiraan menanti.
ReplyDeleteDon't think too much about theory. Just enjoy your time. Enjoy berantem, enjoy diem-dieman, enjoy baekan, hahahahaha...
Menyenangkan atau tidak itu tergantung bagaimana hati kita dan cara kita memandang sesuatu.
Ga mau ngasih saran apa-apa karena malah mengganggu...
setujuhhhh, nyari jodoh juga nggak asal comot di pinggir jalan
ReplyDeleteaku sering banget disuruh "sono nikah" lahhhh
dikata nikah ga butuh duit mungkin ya, kan ya masih nyicil nabung juga, mental juga.
Membaca blogpost mbak Pipit dengan tema ini diwaktu yang tepat.. berasa seperti "is this a sign?!" Lol Nancep banget ini pembahasannya dan bisa dibilang menjadi salah satu jawaban yang aku suka, karena aku bisa relate dari mbak Pipit..
ReplyDeleteSering banget di umurku yang setahun lagi menuju 29, aku sering banget ditanya tentang hal-hal mengenai pernikahan.. tapi akhirnya malah dikasih jawaban sama mbak Pipit kalau menikah itu ngga bisa dilihat dari ekspektasi yang dinginkan.. pernah aku sampai kepikiran kalau menikah itu akan mengakhiri permasalahan dan pertanyaan yang sering datang haha.. oppsies!
Terima kasih mbak sudah berbagi, aku jadi ngerasa senang karena memang kesiapan mentaldan finansial itu penting dalam pernikahan.. dan semua orang mempunyai journey yang berbeda-beda.. and it's fine and normal :D Just keep on living your truest self rightt <3
Langgeng, sehat, sukses, dan bahagia selalu ya mbak Pipit dan Hyung!
If you have no critics you'll likely have no succes ~Malcolm X