Bonjour, Emily!

October 19, 2020

 


Beberapa waktu kemarin lagi rame tuh di update an IGS, Emily in Paris di Netflix. Banyak yang bilang kalau gambarnya cantik karena shooting di Paris, lalu bagaimana Emily yang beruntung bisa kerja di Paris plus pakai baju-baju bagus. I didn’t know why but it was quite interesting for me. Yaudah akhirnya coba aku tonton, biar sekali-kali ada tontonan yang santuy.

Episode 1, menarik.. begitu tanggapanku. An American girl comes to Paris to bring the perspective of America. Sampai akhirnya aku mandeg di episode 5 karena ada value yang nggak pas sama aku.

Secara garis besar, aku suka dengan ceritanya, seorang perempuan yang independent dan punya kepercayaan diri, memiliki kesempatan untuk bekerja di Paris dan memulai petualangannya. Memasuki bagian bagaimana dia mendapatkan kepercayaan dari klien, aku mulai merasa, ini mulai ngadi-ngadi nih, oke masih bisa ditolerir. Namanya juga fiktif.

Barulah ketika memasuki kisah cinta si pemeran utama, Emily. Aku mulai nggak sreg ketika dia punya sesuatu dengan Gabriele yang notabene adalah pacar dari temennya (walaupun sebenernya Emily nggak tahu kalau Gab ini udah punya pacar).

Dari sekian banyak laki-laki yang tertarik dengan Emily, I’m ok with that. Mungkin karena yang lain single, walaupun ada 1 yang beristri tapi Emily menolak.

Cuman.. cuman.. gini, yang lebih anehnya kenapa aku eneg ya? Ini sih yang lebih aku pertanyakan. Ho ho ho!

Sempet ngobrol sama temen yang nonton juga, dia bilang, santai aja sih Pit, kan fiktif.

Iya tahu kok fiktif, tapi kalau value ku udah kegesrek gini rasanya, I can’t handle this. Mending aku mandeg, dan nonton yang lain.

Coba-coba mencari tahu dan berpikir ulang, aku rasa ini terjadi karena aku tidak mentoleransi perselingkuhan. Walaupun ini hanya sekedar hiburan, tapi lumayan ngaruh juga ke nilai-nilai yang aku anut.

Jadi inget, orang-orang pada rame nonton The World of The Married, termasuk si partner, sedangkan aku memilih nggak nonton karena nggak tahan dengan pertikaian rumah tangga yang dibumbui perselingkuhan.

Terus coba nyari-nyari di youtube soal Emily in Paris, mau tahu sudut pandang orang Paris pas nonton ini gimana. Ternyata banyak yang merasa kacamata Amerika bikin stigma buruk soal Paris (aku melihatnya sebagai penggiringan opini secara tidak langsung). Belum lagi tingkah si Emily yang bisa dibilang arrogant, karena dateng ke Paris buat kerja tapi nggak bisa Bahasa Perancis. Excuse-moi..

Walaupun akhirnya mandeg buat nonton, kabar baiknya karena Emily in Paris niatku buat belajar Bahasa Perancis muncul lagi. Merci beaucoup, Emily!

Aku memanfaatkan youtube, podcast, dan aplikasi Duolingo buat belajar dasar-dasar Bahasa Perancis. Padahal kalau diinget-inget lagi, sepanjang serial ini berjalan, mayoritas menggunakan Bahasa Inggris untuk komunikasi, Bahasa Perancisnya minim banget.

Tapi nggak apa-apa, yang penting udah bisa bilang goodbye pakai Bahasa Perancis. Au revoir, à bientôt!

Baca Artikel Populer Lainnya

20 komentar

  1. Wajar mbak kalau value kita kegesrek dikit saat nonton film yang kurang sesuai dengan value tersebut, berasa ada yg menyimpang aja gitu. Soalnya aku juga sering ngalamin ini😂 meski pada akhirnya harus menyerah juga karena tontonan tersebut bukan sesuatu yg bisa kita kontrol jalan ceritanya, toh pasti ada yg bisa aku pelajari lebih dalam lagi tentang filosofi abu-abu, hitam dan putih (cielaah gaya😆). Btw untuk ratenya sendiri menurut mbak Pipit serial Emily ini patut dikasih berapa? Aku jadi penasaran karena belom nonton😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau dari yang aku dapet, apa yang terjadi di series ini ngayal 🤣
      Apalagi sikap Emily yang menurutku g manusiawi, selalu cheerful kapanpun dan di manapun. Berasa g alami aja jadi manusianya.

      Kalau dari rate, karena aku nontonnya cuman sampe ep 5, aku kasih 2/5 deh. Ketolong sama sinematografi nya yang emang cantik dan menyenangkan, terus adegan makan croissant yang selalu membuatku ngiler, sama kejudesan dan style nya Sylvie yang bikin aku ngefans sama dia! 😆

      Delete
  2. Saya juga paling males sih liat yang selingkuh gitu.
    Apalagi pasangannya itu udah tau kalo yang dipacarinnya itu udah punya pasangan.

    Ayolah, masih banyak jomblo di luar sana, contohnya aku nih. 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkakaka..
      Kalau misal di series ini keadaannya open relationship, I’m ok with that, karena ada keterbukaan dan sudah disepakati bersama.
      Sayangnya g jadi bye! 😂

      Delete
  3. Kalau sudah bicara value memang susah, mba hehehehe. Semisal nggak cocok better nggak usah dilanjutkan 😁 -- saya pun saat menonton sesuatu dan nggak cocok, biasanya saya stop tengah jalan daripada buang waktu percuma 🤣

    Eniho, semangat mba Pipit belajar bahasa Perancisnya. Semoga lancarrrrrrr 😍💕

    ReplyDelete
  4. Tapi tetep penasaran euy sama fashionnya, karena latarnya di Paris, apakah costume nya pol-polan high fashion atau gimana?

    Aku selalu suka Paris karena banyak seniman khususnya fotografer legend yang berasal dari Paris.

    J'aime ça...
    bonne nuit!

    ReplyDelete
  5. Hi mbak,

    Aku sebenernya kapan gitu masih maju mundur utk melihat ini film. Ada yang bilang, boleh lah ya buat santai2 dan sampai aku baca review orang2 dan malah nemu video ttg reaksi orang Paris dan US thd ini film (aku nggak liat, cuman liat thumbnailnya dan muka mrk kayak gak enak... apa aku doang?)

    Tapi aku merasa ini film too good to be true aja, dan pernah baca review juga kayak character development bagian Emily nya gak ada, jadi aku batal nonton 🤣

    ReplyDelete
  6. Iya betul sih ketika sudah dihadapkan pada prinsip, nonton yang gak sesuai nurani kaya begimane gitu ... .

    Yups, Yups. Bisa diterima ;)
    Bonjour .. .hihi itu bahasa ape gak ngerti. Biasa liat di salah satu SPBU milik asing di ibukota

    ReplyDelete
  7. Penggemar nonton di netflix hixixi... saya lebih suka di aplikasi vidio.

    Nice Post

    ReplyDelete
  8. Kak, aku suka gregetan juga kalau nonton terus suka dibilang "santai Li.. itu kan di drama/fiktif" tapi tetap aja kesal dan gregetannya masih ada 🤣

    Anyway, aku juga nggak suka nonton drama yang berbau perselingkuhan karena valuenya berbeda dari yang aku pegang selain itu, bikin gregetan parah! Waktu world of married couple lagi viral banget, aku hanya nonton bagian awal sama endingnya aja 🤣 sisanya nggak mau nonton karena aku tahu pasti akan bikin gregetan banget.

    Setidaknya dari series Emily in Paris ini, Kak Pipit masih dapat sesuatu yang bermanfaat yaitu jadi memotivasi untuk belajar Bahasa Perancis 🤭 semangat belajarnya Kakak!

    ReplyDelete
  9. Aku suka Lily Collins tapi bahkan aku ga sanggup namatin bahkan 2 episode 😂 entahlah ga sreg aja dari awal dia dateng ke Perancis mau kerja tapi ga paham bahasanya, lha gimana sih?

    Sulit memang yaa kita-kita ini ga bisa yang namanya nonton cuma mikir "ah namanya juga fiksi" karena yaa kalo udah ga sesuai sama apa value kita, ga bakal bisa sreg. Aku juga paling ga bisa menikmati apapun yang berbau perselingkuhan, menurutku yang namanya selingkuh itu udah kartu merah. Ga ada toleransi.

    Semangat belajar Bahasa Perancis-nya Kak Pipit! Ternyata Emily in Paris ada faedahnya juga yaa 😆

    ReplyDelete
  10. Hahaha ini sering kejadian di antara aku dan suami, karena selera tontonan kami kebetulan berbeda. Tapi ya wajar aja sih, karena lagi-lagi preferensi tiap orang kan berbeda ya :D dan ini entah opini ke berapa yang kubaca tentang tidak kecocokan dengan serial Emily in Paris 🙈 entah kebetulan atau gimana, yang pasti aku juga nggak penasaran samsek dengan serial ini hahaha

    ReplyDelete
  11. Aku ga nonton Emily Krn ga pake Netflix sbnrnya. Tp kalo ini temanya ttg selingkuh, oke, akupun ga bakal nonton mba :D. Sama kayak TWOMC, aku jg stop di eps 1, dan males lanjutin. Nth kenapa ga tertarik Ama tema film dan Drama yg begitu.

    ReplyDelete
  12. Mbaa udah lama nggak main kesini wkwk, terakhir kayaknya yang postingan jadiin partner sebagai samsak pas lagi menstruasi deh hahahaa.

    Ngomongin film yang nggak sesuai sama value, kalau ganggu emang mending nggak lanjut mba hahaha, karena kalau aku pribadi, tujuan nonton itu emang untuk entertain, kalau filmnya bikin aku sesak nafas yaa aku tinggal hahaha. That's why aku dulu nggak suka film-film berat atau riddle mystery wkwk.

    Selalunya aku nonton film emang drama menye-menye, thriller, action atau nggak film dokumenter. Lha? Ini mah semua genre ya hahaha.

    ReplyDelete
  13. Biarpun saya paham itu fiksi, di kenyataan entah belahan dunia mana tentu hal-hal semacam itu pernah terjadi.

    Bisa dibilang saya benci juga dengan perselingkuhan karena pernah menjadi korban lebih dari sekali. Tapi, jika sebatas tontonan alhamdulillah masih bisa tahan buat menikmatinya. Kadang malah jadi dapat pandangan, oh orang selingkuh karena alasan kayak begitu, ya? Kesepian dan muncul celah. Meski ada juga yang memang berengsek sih. Haha.

    Saya jarang berhenti gitu ketika enggak sreg. Satu-satunya yang enggak bisa saya toleransi adalah kisah yang hubungannya inses dan menjurus ke sana. Dua episode awal suatu film apa entah lupa, saya langsung berhenti. Aneh banget masa di film-film ada tokoh yang bisa naksir kakak/adik ipar ataupun tiri.

    Btw, series Dark adalah pengecualian karena itu rumit. Temanya juga lebih ke perjalanan lintas waktu.

    ReplyDelete
  14. Halo kak Pipit salam kenal 🖐
    Tertarik baca ini karena bahas Emily in Paris, series baru Netflix yang lagi hot diperbincangkan. Adikku pun mengikuti serial ini dan aku pun tertarik. Cuma berhubung lagi banyak antrian tontonan yang lain, jadinya belom sampai nonton ini deh hehehe
    Ternyata kisahnya ada soal perselingkuhan ya. Waktu The World of Marriage booming, aku pun ga tertarik untuk nonton karena ceritanya bikin kesel - ttg suami selingkuh. Eh terus pas baca ini, aku jadi agak kurang tertarik juga untuk nonton Emily in Paris hahaa

    ReplyDelete
  15. Aku malah salah satu orang yang menikmati tiap scene Emily in Paris, baik dari segi visual maupun ceritanya. Menurutku Paris yang diceritakan di Emily in Paris lebih manusiawi. Bagian hubungan percintaannya Emily juga menarik, up and down, berasa hidup gitu dibanding hubungan yang lurus-lurus aja, because that's life. IMHO

    ReplyDelete
  16. pertikaian rumah tangga dan dibumbui perselingkuhan langsung mengingatkanku dengan drama dari AS dulu yang happening banget, sampe lupa judulnya.
    cuman herannya kayaknya tuh drama ratingnya tinggi, lahh sampe tayang di Indo segala

    ReplyDelete
  17. Salut mbak Pipit..
    Emily in Paris banyak klisenya sih. Nggak mewakili keseharian org asing disana. Ada yg bener perilaku French ada yg terlalu dilebaykan.

    Yg mengherankan saya blm pernah nemu disana org Prancis yg bahasa Inggrisnya sebagus kolega Emily dan semua tokoh yg hadir. Pasti semuanya sekolahnya di Amerika kyk Mindy lol...

    France itu negara dg tingkat perselingkuhan tertinggi... just info. Mistress itu tolerable dr jaman dulu..saking sdh biasa. Tentu saja ga semua gitu yah

    Kpn2 jadi pengin bahas...

    ReplyDelete
  18. Hai mbak pipit... Rame juga ya yang nonton Emily in Paris ya... Saya nggak pernah lagi nontonnya karna nggak punya netflix. Tapi rata-rata pada masa itu, liat komen dari teman-teman ya banyak yang kata menarik sekali jalan ceritanya. Mungkin karna ianya kisah pertualangan seorang gadis yang nggak tau berbahasa perancis bekerja di paris ya!

    Kalau saya, nonton filem atau drama yang ada perselingkuhan ini nggak apa-apa bagi saya karna ianya cuma fiktif walau kadang bikin kesel..

    ReplyDelete

If you have no critics you'll likely have no succes ~Malcolm X