Sorry, Please, and Thank you
November 17, 2020
Setahunan terakhir ini aku melatih diriku untuk terbiasa mengucapkan
maaf, tolong, dan terima kasih. Walaupun sebenernya hal ini sudah diajarkan
sejak kecil, tapi entah kenapa di diriku berasa kayak angin lalu. Orang Jawa
bilangnya, abang-abang lambe.
Tiga kata ini bukanlah kata-kata biasa, aku pun merasakannya
ketika ada orang yang datang padaku dan meminta pertolongan tanpa berkata tolong.
Rasanya kayak mau meledak! Pernah
sekali, si partner tanpa ba bi bu langsung nyuruh sesuatu tanpa diawali
tolong. Terus posisiku sedang banyak kerjaan kantor, rasanya tuh kayak bingung
tapi campur marah. Yah walaupun ujung-ujungnya tetep aku kerjain. Love is
blind, gimana dong.. Kalimat andalannya si partner 😆
Pernah juga, ngambilin duit seribuan yang jatoh dan
aku kembalikan ke empunya. Beliau bilang terima kasih dengan nada yang gimana
gitu, dari suaranya kayak mau bilang, “Uang ini berharga buatku, terima kasih
banyak”. Aku yang mendengarkannya kek berasa habis nolongin alam semesta dari
jentikan jari Thanos.
Pernah juga ada di posisi salah, dan meminta maaf adalah bagian
dari problem solving. Jujur, ngomong maaf itu berat banget. Tapi demi
kebaikan diriku dan orang yang bersangkutan, demi kesehatan mental bersama, aku
perlu mengakui dan menerima keadaan kalau aku salah dengan kata maaf.
See? Ketiga kata tadi punya arti yang dalam. Makanya
dikesempatan kali ini juga aku ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya untuk teman-teman yang datang mengunjungi blogku dan juga
meninggalkan jejak komentar.
Terima kasih untuk Mbak Eno, Mas Anton, Mbak Lia, Mbak
Endah, Mbak Jane, Yoga, Firman, Ady, Mbak Aqma, Kak Eya, Mbak Rey, Mas Dodo,
Mbak Awl, Mbak Sovia, Mbak Fanny dan teman-teman lainnya, terima kasih sudah mengunjungi
blog ini dan selalu meninggalkan komentar di postingan-postinganku.
Komentar-komentar dari kalian itu penyemangat untukku dalam menulis. Selain
itu, aku minta maaf karena suka lelet kalau blogwalking. Aku akan berusaha
supaya bisa main ke blog teman-teman dan menjalin tali silaturahmi.
Terima kasih untuk sobatku Tyo. Tanpa bocah ini, nggak bakal
ada tuh 30 Days Story Challenge, dan hari ini 30 Days Writing
Challenge. Maafkan sobatmu ini, yang suka males-malesan dan memilih jadi shit
di weekend nya. Terima kasih juga karena sudah mau berbagi perspektifmu
melalui tulisan-tulisan yang super layaknya Mario Tegar! Padahal ini orang sehari
bisa meeting sampe 7 kali dalam sehari, tapi tetep bisa nulis. Daebak!
Terima kasih untuk si partner yang sudah ikut membaca
tulisan-tulisanku di 30 Days Writing Challenge. You know what, waktu
kamu chat kalau aku salah nulis dan kudu benerin grammar ku, rasanya
seneng banget! Gini ya rasanya, dapat semangat dari partner dan temen, kek klop
gitu. Jadi tolong, tetep baca tulisan-tulisanku yaaa~ 😘
I know this is not the final day of 30 Days Writing Challenge.
Yang namanya terima kasih, tolong, dan maaf kan nggak perlu nunggu ntar-ntar
kan? Karena apa yang terjadi semenit, sejam, atau sehari kemudian nggak ada
yang tahu. So, have a nice day and I’ll see you tomorrow.
9 komentar
terima kasih juga sudah menyajikan tulisan yang membuat aku sadar betapa pentingnya tiga kata tersebut. :)
ReplyDeleteKata2 ajaib bisa dibilang... bisa bikin banyak hati terenyuh. Tapi tergantung orangnya juga sih.. kalau batu hatinya yah tetep aja batu. Heheh...
ReplyDeleteSelamat mba Pipit udh mnyelesaikan tantangan 30 hari menulis.. jujur, saya pengen ikutan tapi belum bisa.
Terima kasih ya Pit sudah berbagi cerita, banyak yang menarik. Tolong jangan berhenti setelah 30 hari yah karena saya pikir banyak yang bisa dipelajari dari tulisan tulisan disini. Yang terakhir maaf kalau ada komentar komentar yang kurang berkenan.
ReplyDeleteTahu rasanya melihat kawan yang sedang bersemangat seperti ini, sueenangggg..punya banyak bahan bacaan dan renungan 😁😁😁
Huaaa Kak Pipit, aku pikir Kakak mau pergi kemana gitu 😂😂😂 udah takut aja ditinggal pergi 😂😂😂
ReplyDeleteTerima kasih juga karena udah menginspirasi aku sebagai pembaca blog Kakak 🥰
Aku senang bisa kenal dengan Kakak dan aku menikmati setiap hasil tulisan dan foto dari Kak Pipit 😁
Tolong untuk tetap terus menulis ya, Kak! 😁
Dan tolong, panggil aku dengan nama aja, tanpa embel-embel 😝. Terima kasih.
Cuma ada dua, tolong dan terima kasih..Maafnya mana?
DeleteMaaf, boleh aku lempar sandal ke Kak Anton?
DeleteNah, itu maafnya. Sengaja aku siapkan untuk Kak Anton 🤪🤪🤪
Yass sederhana sih kata-kata itu, tapi maknanya luas bangett.. Kadang suka lupa kalau sudah mendapatkan apa yang kita inginkan, dampaknya kemana mana tuh
ReplyDeleteAduuuuh sama kayak Lia, saya kira mba Pipit mau pamitan hahahaha. Untung enggak 🤣
ReplyDeleteTerima kasih juga mba Pipit sudah mau berbagi cerita, dari yang receh sampai yang berat. Dan berbagi foto-foto KECEEEHHHHH di blog mba 😍 Semoga (sama seperti mas Anton) mba Pipit nggak berhenti menulis after 30 days challenge.
Nanti rasanya kayak ditinggal pasangan saat lagi sayang-sayangnya. Setiap hari ketemu eh after 30 hari jadi berjarak 😜 So, keep writing, mba 💕
Terima kasih juga sudah nulis di blog ini, gaya nulisnya cocok di aku wkwk, blogwalking lelet gapapa take your time❤
ReplyDeleteIf you have no critics you'll likely have no succes ~Malcolm X